5+ Peninggalan Kerajaan Kalingga Terlengkap

Peninggalan Kerajaan Kalingga – adalah salah satu kerajaan di mana mayoritas penduduk menganut agama Hindu-Budha dan sisanya menganut nenek moyang agama.

Menurut sejarawan, pusat kerajaan ini (Holling) dianggap sebagai pusat di daerah Epapar dan Pekalong. Kalinga adalah salah satu kerajaan tradisional Hindu-Budha yang berkembang di pantai utara Jawa Tengah antara abad ke-16 dan ke-17.

Bahasa yang digunakan dan dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari adalah Old Malaysia dan Sansekerta. Pemerintahan Kerajaan Kaling telah mencapai momen paling gemilang di bawah kepemimpinan Ratu bernama Maharani Shem.

Peninggalan Kerajaan Kalingga

Di bawah ini adalah berbagai peninggalan yang telah menjadi situs bersejarah, serta bukti bahwa Kerajaan Kalinga pernah berdiri di Indonesia, yaitu:

1. Prasasti Tukmas

Tulisan itu berlokasi di Kec. Grabag, Kab. Magelang, Prov. Jawa Tengah. Huruf Sanskerta Jawa Tengah ditulis dalam prasasti. Tulisan itu juga menunjukkan patung itu.

Peninggalan ini membuktikan ialah ada aliran air yang jernih di lereng Merapi. Sungai ini sangat mirip dengan Gangga, ditemukan di India. Beberapa gambar yang terdaftar adalah bunga lotus, kelas kerangka, kapak, chakra, kendi, dan juga kembar tiga.

2. Prasasti Sojomerto

Karena prasasti ini ditemukan di desa Sozomerto, peninggalan Kerajaan Kalinga disebut prasasti Sozomerto. Dalam prasasti ini, isinya menceritakan tentang seorang raja bernama Dapuant.

Jelas, prasasti ini berisi silsilah keluarga Raja Dapunt. Prasasti itu, berukuran sekitar 78 x 43 x 7 cm, dengan jelas mengidentifikasi ibu Raja Dapunta, Bahdrava, dan istri Dapunta, sang Pengantara. Raja Dapunta adalah raja yang datang dari rumah Xialandra.

3. Prasasti Upit

Sesuai namanya, label untuk prasasti Witt berasal dari nama daerah yaitu desa Witt. Di mana desa ini adalah salah satu dari sedikit desa yang kerajaannya bebas pajak.

Prasasti ini ditemukan di distrik Ngawen, Ketz. Kelas Penyediaan Jawa Tengah Situs bersejarah ini adalah bentuk pengakuan yang diterima oleh Ratu Shima di desa Upit karena memuji kerajaan karena wilayahnya sangat subur, memberikan kekayaan budaya.

4. Candi Bubrah

Nama lebah berasal dari bahasa Jawa, yang berarti berantakan atau acak. Di mana gelar ini sengaja diberikan, karena ketika ditemukan, kuil itu sudah ada di Bubra alias di bawah alias secara tidak sengaja atau tidak sengaja.

Jelas, bangunan ini tidak terlihat seperti bangunan candi, seperti tembok yang seharusnya. Meskipun ini sudah berantakan, sampah dan fondasinya masih sangat utuh, sehingga sejarawan masih bisa melakukan penelitian.

Candi ini memiliki gaya Buddha dengan gaya arsitektur yang sangat khas pada abad ke-9 dan memiliki ukuran sekitar 144 m2.

5. Candi Angin

The Breeze Temple terletak di Templar Hamlet, Kec. Kelling kabupaten jepara. Mengapa itu disebut Kuil Angin? Karena bangunan candi ini berada di tempat yang sangat tinggi. Meskipun candi ini didirikan di tempat yang tinggi, bangunan candi ini masih kokoh.

Menurut sejarawan, kuil angin diperkirakan telah dibangun jauh sebelum Candi Borobudur dibangun. Ini terkait dengan analisis karbon candi.

Demikianlah artikel diatas dari ruangbimbel.co.id. semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Terima kasih

Post Sebelumnya

10+ Peninggalan Kerajaan Demak Terlengkap

8+ Peninggalan Kerajaan Singasari Terlengkap

5+ Peninggalan Kerajaan Kediri Terlengkap

10+ Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

10+ Peninggalan Kerajaan Kutai Terlengkap