Kultum Ramadhan : Sejarah Puasa dan Penjelasannya

Kultum Ramadhan Sejarah Puasa – Ini adalah latar belakang puasa Ramadhan, ibadah yang harus dilakukan terutama selama bulan Ramadhan. Sejarah puasa Ramadhan bagi umat Islam memiliki makna yang sangat dalam, terutama dalam mempercayai kewajiban puasa dan menyembah Allah SWT selama bulan Ramadhan.

Pengertian Puasa

Puasa merupakan rukun Islam yang ke tiga dan wajib dijalankan bagi umat islam diseluruh muka bumi, setiap bulan ramadhan umat muslim melaksanakan Ibadah ini dengan suka cita.. namun terlintas pertanyaan dalam hati kita, bagaimana puasa umat-umat muslim dizaman rosullullah?

Puasa dikenal oleh orang orang Mesir dan India. Juga dikenal orang Yunani dan Romawi. Jadi sejarah puasa sudah sangat tua; yang sudah ada sejak jaman dahulu. Ada yang mengatakan bahwa para penyembah berhala dari bangsa India terus berpuasa hingga hari ini.

Baca Juga Norma Agama Adalah : Pengertian, Fungsi, Sanksi, Contohnya

Tentu saja bukan hanya karena Allah, tetapi untuk meyakinkan dan mencari keridhaan atas sesembahan mereka; ketika mereka merasa telah melakukan sesuatu kesalahanyang membuat  kemarahan sesembahan mereka.

Orang Yahudi dan Kristen juga telah berpuasa hingga hari ini. Bahkan, mereka tahu bahwa para nabi berpuasa; Puasa Nabi Musa alaihissalâm, Puasa Nabi Isa alaihissalâm dan juga pengikut setia Hawariyyun Nabi Isa alaybissâm.

Diwajibkan ibadah ini kepada semua umat menunjukkan bahwa puasa adalah salah satu ibadah terbesar untuk membersihkan jiwa, dan menguatkan hubungan antara hamba dengan sang pencipta. Karena orang yang berpuasa adalah orang yang harus bisa mengendalikan semua kesenangannya dalam makan, minum, dari hawa nafsu dunia. Sehingga manusia selalu mengingat Allah.

 Baca Juga  Keanekaragaman Hayati : Pengertian, Manfaat, Klasifikasi dan Contoh Soal 

Arti Puasa

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salam berpuasa hari Asyura sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan. Bahkan Beliau berpuasa Asyura di Mekkah sebelum hijrah ke Madinah. Seperti yang Imam Al-Bukhâri riwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu anhuma bahwa ia berkata:

كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ يَوْمًا تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا نَزَلَ رَمَضَانُ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ لَا يَصُومُهُ

“Dahulu, hari Asyura adalah hari di mana kaum Quraisy berpuasa padanya pada masa jahiliyah. Adalah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam berpuasa pada hari Asyura. Tatkala Beliau datang ke Madinah, Beliau juga berpuasa padanya, dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa padanya. Lalu ketika turun (wajibnya puasa) Ramadhan, barangsiapa yang mau ia boleh berpuasa padanya, barangsiapa yang mau ia boleh juga untuk tidak berpuasa padanya. [HR. Al-Bukhâri

Puasa Ramadhan diwajibkan pada tahun ke-2 H. Dan nabi Muhammad  Shallallahu ‘alaihi wa salam berpuasa selama 9 kali Ramadhan. Maka jadilah puasa Ramadhan ini menjadi suatu kewajiban dalam rukun Islam. Orang yang tidak menjalankan kewajibannya berarti ia kafir.

Demikianlah artikel Kultum Ramadhan Sejarah Puasa diatas dari ruangbimbel.co.id. semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Terima kasih