Pengertian Kekuasaan

Apa Kekuasaan itu?

Pengertian Kekuasaan – Untuk menyempurnakan suatu organisasi, satuan-satuan pekerja digabungkan  bersama  kekuasaan sebagai alat, yang menetapkan hubungan – hubungan  antara satuan-satuan  itu.

seperti, Adalah penting untuk menetapkan hubungan- hubungan seperti itu, karena hanya kalau hubungan-hubungan mereka terhadap nasing-masing dimengerti dengan jelas, satuan-satuan itu dapat digunakan secara efektif sebagai komponen – komponen dari suatu organisasi keseluruhannya.

Kekuasaan diperlukan untuk membimbing kegiatan-kegiatan setiap satuan menuju tujuan –tujuan menyeluruh organisasi itu. “Anthoridy” adalah hak untuk memerintahkan dan meluaskan sumber – sumber, banyak orang mencampuradukkan kekuatan power dengan kekuasaan. “Power” adalah kemampuan untuk memerintahkan atau menggunakan kekerasan dan tidak harus diikuti dengan kekuasaan.

Sekarang dengan sebuah pistol mungkin mempunyai kekuatan untuk menembak yang lain, tetapi ia tidak mempunyai hak untuk berbuat demikian . begitu pula, manajer mungkin mempunyai kuasa untuk pembiayaan-pembiayaan secara royal, tetapi mereka tidak mempunyai hak untuk berbuat seperti itu.

Pengertian Kekuasaan

Pengertian Kekuasaan – Setengah orang memandang otoritas berasal dari hak milik, pernyataan hukum, atau status dalam organisasi. Yaitu, seorang  pemilik dari suatu hak milik mempunyai hak istimewa untuk memutuskan bagaimana cara menggunakan milik. Itu. Pemilik dapat menjalankan hak istimewa  ini atau dapat menunjukkan orang-orang lain untuk menjalankan. Hukum member kekuasaan kepada mereka yang ditugaskan dengan menegakkan hukum. Dan, dalam sebagian organisasi – organisasi seorang pemangku jabatan, karena kedudukan dalam organisasi atau karena posisi, Menerima kekuasaan yang diperlukan itu untuk melakukan kewajiban – kewajiban pekerjaan itu. Menurut pendapat yang lain, kekuasaan dating kepada pemangkunya dimana orang – orang bawahannya menerima keputusan serta perjalanannya oleh manajer.

Baca Juga Struktur Organisasi : Manajemen, Formal, Informal

Tanggung Jawab dan Pendelegasian.   Sebelum melanjutkan dengan otoritas, marilah kita perhatikan konsep penting lainnya , yang merupakan saudara kembar dari kekuatan, yaitu tanggungjawab. Ini dapat didefenisikan sebagai berikut : Tanggungjawab adalah Kewajiban seorang untuk melakukan kegiatan – kegiatan yang ditugaskan dengan sebaik-baiknya menurut kemampuannya. Dapatkan kekuasaan didelegasikan ?, Dapatkan tanggungjawab diwakilkan? Tidak banyak sanggahan mengenai pendelegasian kekuasaan – kekuasaan dapat dan harusnya didelegasikan. Misalnya, seorang manajer dapat saja memiliki mendelegasikan kekuasaan kepada orang-orang bawahan, mlah yang di tentukan. Namun, banyak sanggahan yang timbul sehubungan dengan pendelegasian tanggungjawab. Suatu analisa teliti mengenai perdebatan ini pada umumnya mengungkapkan, bahwa sanggahan itu lebih banyak merupakan semantika dan bukan salah memahami konsep – konsep yang bersangkutan dengan yang berbeda paham, bahwa tanggungjawab , tidak dapat diwakilkan, menyokong jawaban mereka dengan menyatakan bahwa para manajer tidak pernah akan dapat malepaskan tanggungjawab dari pekerjaan mereka dengan menyerahkan kepada bawahannya.

Mengapa para manajer enggan mendelegasikan.

Pengertian Kekuasaan – Delegasi bukanlah kecendrungan alamai pada kebanyakan para manajer. Ada beberapa sebab mengapa banyak manajer enggan mewakilkan kekuasaan. Sayangnya, banyak manajer, yang berpegang kepada pepatah lama “kalau ingin sesuatu selesai, kerjakan sendiri ?”Tidak saja sikap yang seperti itu mengungkapkan , bahwa manajer itu tidak mengerti akan proses manajemen , tetapi ia juga menunjikkan, bahwa manajer itu sudah bekerja dengan buruk waktu memilih dan mengembangkan orang – orang bawahannya. Para manajer yang mencoba untuk melakukan semuanya sendiri “mendapatkan”, bahwa waktu mereka terus menerus dihabiskan oleh tugas-tugas yang agak kurang penting.

Untuk memberantas kecendrungan tidak mewakilkan kekuasaan, maka seorang manajer haruslah :

  1. Mengakui keperluannya akan delegasi seorang manajer harus mempunyai kepercayaan, bahwa pendelegasian kekuasaan akan memberi keuntungan – keuntungan , akan membantu membentuk usaha kelompok yang efektif, akan membantu melipatgandakan usaha – usahanya, akan menguntungkan para bawahan dan akan memungkinkan bawahan itu untuk menyumbangkan bagiannya sepenehnya.
  2. Membuat suatu cara untuk mengetahui apa yang terjadi. Pemberi – pemberi kekuasaan ingin diberi tahu, Semata – mata sebagai pengetahuan mengenai apa yang sedang terjadi dan berada dalam posisi yang bagaimana untuk mengadakan tindakan – tindakan perbaikan, jika perlu. Untuk member penerangan, suatu cara terpadu pemeriksaan rekening , laporan – laporan wajib secara tertulis, atau rapat – rapat berkala dapat digunakan.
  3. Putuskanlah, Jenis pembuatan keputusan yang mana akan di delegasikan. Dapat disusun sebuah daftar, sehingga pengindentifikasian keputusan – keputusan yang akan diwakilkan itu dapat ditentukan sebelumnya. Ini mengkaitkan pendelegasian dengan perencanaan dan menjadikannya suatu bagian dari praktek manajemen yang diikuti.
  4. Pilihlah dengan hati-hati orang yang akan mewakili itu. Tugas itu haruslah disesuaikan dengan orangnya. Orang yang mewakili itu seharusnya seorang, yang anda percayai akan berhasil. Berilah peluang kepada orang-orang, yang tidak menggunakan potensi-potensinya sepenuhnya.
  5. Bantulah orang yang mewakili itu. Tunjanglah, tetapi janganlah katakana kepada wakil itu apa yang sebenarnya  akan di putuskan dan apa yang akan di lakukan

demikianlah artikel diatas dari ruangbimbel.co.id. semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. terima kasih