Berakhirnya Konflik antara Indonesia dan Belanda

Konflik Indonesia dan Belanda – Hai sobat ruangbimbel.co.id. di artikel sebelumnya kita sudah membahas artikel mengenai Bunga Adalah : Pengertian, fungsi, Bagiannya. maka kali ini kita bakal membahas artikel mengenai Konflik Indonesia dan Belanda. Nah langsung aja yuk simak artikel ini beserta ulasan lengkapnya dibawah ini.

Konflik Indonesia dan Belanda

Konflik Indonesia dan Belanda

Konflik Indonesia dan Belanda – Akhir Desember 1949 menjadi detik – detik penting  dalam perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh pengakuan de jure atas kemerdekaan dan kedaulatannya dari dunia internasional. Pada saat itu Belanda terpaksa harus  angkat kaki dari Indonesia.

Faktor – factor yang memaksa Belanda keluar dari  Indonesia adalah sebagai berikut:

Boikot Ekonomi dari Negara – Negara  di  Asia

Konflik Indonesia dan Belanda – Perdana mentri India ,  Pandit Jawaharlal Nehru mengundang sejumlah Negara  Asia dan Negara  lain untuk mengikuti konferensi di New Delhi pada 20 -23 Januari 1949. Pertemuan ini dihadiri Sembilan belas  Negara Asia, Termasuk  Autralia dan Selandia baru. para peserta konferensi  lantas mengeluarkan resolusi untuk diajukan kepada Dewan Keamanan PBB. karena itu mereka memutuskan boikot keras terhadap kepentingan ekonomi Belanda. Hal ini merupakan pukulan keras bagi Belanda dan sebagai isyarat bahwa pemerintah Amerika tidak mungkin mengabaikan.

Tekanan Politik dan Keuangan dari Amerika Serikat

Amerika serikat ternyata  ikut member kecaman  dan tekanan dunia terhadap aksi agresi militer Belanda yang  memanfaatkan ratusan juta Dollar yang diberikan melalui proyek Marshall Plan sebagai biaya perang menghadapi Indonesia. Selain itu Amerika Serikat telah menaruh kepercayaan dan dukungan perjuangan bangsa Indonesia setelah berhasil menumpas pemberontakan PKI Madium pada akhir tahun  1948. Adanya Belanda harus berpikir dua kali apabila ingin melanjutkan penduduknya di Indonesia.

Angkatan Perang Belanda Menuju Ambang Kekalahan

Strategi gerilya yang  dijalankan tentara republic bersama rakyat  Indonesia ternyata cukup efektif untuk memaksa Belanda keluar dari Indonesia. Selanjutnya Serdadu –serdadu sekutu belanda terpaksa banting tulang untuk mempertahankan pos –pos yang didudukinya. Dalam perkembangannya, tentara republic berubah menjadi suatu angkatan bersenjata yang terorganisasi rapi, disiplin, dan taat terhadap komando yang digariskan Panglima Besar Jenderal Soedirman dan Jenderal A.H.Nasution . Kemenangan perang dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 telah membangun moral dan semangat juang bagi pasukan republic. Atas kemenangan tersebut,  strategis perang menjadi defensif. semua ini menjadi pertanda dekatnya ambang kekalahan angkatan perang sekutu Belanda.

Mundurnya  Dua Tokoh  Penting Belanda

Mr.A.M.J.A.Sassen, Menteri atau tokoh Seberang Lautan Belanda amat kecewa terhadap sikap Amerika Serikat  yang tidak mendukung sama sekali dengan kebijakan politik Belanda di Indonesia. Ia berusaha memeras Amerika Serikat dengan pernyataan , apabila  Belanda secara mendadak melepaskan Indonesia. Maka kekacauan akan dimanfaatkan kaum komunis. Sassen ingin memaksakan Aamerika Serikat Untuk ikut mendukung Kebijakan politiknya. Akan tetapi pemerintah Belanda sendiri menolak politik pemerasan itu sehingga Sassen mengundurkan diri dari jabatannya. Tiga Bulan kemudian, tepatnya Mei 1949, kemudian Dr. Bell yang merekayasa semua agresi militer Belanda ikut meletakkan jabatannya.

Negara – Negara Bagian Ciptaan Belanda Berubah Haluan

Serangan  Umum 1 Maret 1949  ternyata member dampak politik terhadap  Negara – Negara bagian ciptaan Belanda. Lalu Negara – Negara tersebut menaruh kesan atas kemampuan militer republic yang saat itu berhasil membuktikan bahwa TNI masih cukup kuat untuk dapat mengalahkan sekutu Belanda. Mereka pun terpengaruh sikap dunia internasional yang mengecam belanda. Oleh karena itu, Negara – Negara bagian yang tergabung dalam BFO tersebut tidak bersedia mengikuti konferensi yang akan diadakan Belanda. setalah itu Negara bagian bermusyawarah oleh pemerintah RI dalam Konferensi Inter-Indonesia yang kemudian terselenggara pada tanggal 19 -22 Juli 1949 di Yogyakarta dan tanggal 31 juli – 2 agustus1949 di Jakarta. Pertemuan itu menyiratkan dukungan dan sokongan Negara – Negara bagian terhadap tuntutan pemerintah RI atas penyerahan kedaulatan tanpa ikatan politik dan ekonomi.

Penandatanganan Kedaulatan RIS Pada 27 Desember  1949,

Pada 27 Desember 1949 dilakukan upacara penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan RIS. Penandatangan dilaksanakan pada waktu yang bersamaan di Indonesia dan negeri Belanda. Di negeri Belanda, di ruang tahta Istana Kerajaan Belanda , Ratu Juliana, Perdana Meteri Dr. Willem Dress, dan sebagai ketua delegasi RIS, Drs. Moh. Hatta, bersama –sama membubuhkan tanda tangannya pada naskah pengakuan kedaulatan RIS. Di Jakarta , Sri Sultan Hamengkubowono IX dan Wakil tinggi Mahkota Belanda, A.H.J. Lovink bersama –sama pula membubuhkan tanda tangan penyerahan kekuasaan . Peristiwa ini merupakan akhir perjuangan bersenjata dan diplomasi bangsa Indonesia untuk menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan. Peristiwa itu pun menjadi momentum kemerdekaan de jure Negara Republik Indonesia Serikat (RIS).

kejadian Politik dan Ekonomi Indonesia Pasca pengakuan Kedaulatan.

Peristiwa kembalinya RIS ke dalam NKRI merupakan salah satu peristiwa politik  yang terjadi di Indonesia pascapengakuan kedaulatan. Sesudah penandatanganan kesepakatn damai dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) DI Den Haag tahun 1949, masih banyak peristiwa yang  mengisi lembaran sejarah Indonesia. Ada peristiwa pemilu pertama  RI tahun 1955, tercetusnya Dekrit Presiden 5 juli 1959., pergantian cabinet  yang cepat, dan peristiwa politik lainnya. Di samping itu, peristiwa ekonomi pun ikut memengaruhi perjalanan sejarah kehidupan bangsa Indonesia.

Demikianlah artikel diatas dari ruangbimbel.co.id. semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Terima kasih