Kehidupan astronot adalah impian banyak orang, tetapi kehidupan mereka di luar angkasa penuh dengan tantangan dan pengalaman unik.
Para astronot harus menjalani pelatihan intensif selama bertahun-tahun sebelum dikirim ke luar angkasa.
Mereka mempelajari berbagai keterampilan, mulai dari mengoperasikan pesawat luar angkasa, bertahan dalam kondisi ekstrem, hingga melakukan eksperimen ilmiah di lingkungan mikrogravitasi.
Kehidupan Astronot

Selain itu, mereka juga harus memiliki kondisi fisik dan mental yang sangat baik untuk dapat bekerja dalam keadaan yang tidak biasa di luar angkasa.
Di luar angkasa, astronot tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) atau wahana antariksa dalam kondisi mikrogravitasi, yang berarti mereka melayang tanpa bobot.
Hal ini membuat aktivitas sehari-hari seperti makan, tidur, dan bahkan berjalan menjadi sangat berbeda dibandingkan di Bumi.
Untuk makan, mereka mengonsumsi makanan khusus dalam kemasan yang telah diproses agar tidak berhamburan di udara.
Tidur pun harus dilakukan dengan mengikat tubuh ke dinding atau dalam kantung tidur agar tidak melayang selama beristirahat.
Kebugaran fisik adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan astronot. Karena tidak adanya gravitasi, otot dan tulang mereka dapat melemah jika tidak dilatih secara rutin.
Oleh karena itu, mereka harus berolahraga setidaknya dua jam sehari menggunakan peralatan khusus
seperti treadmill dengan tali pengikat dan sepeda statis yang disesuaikan dengan kondisi tanpa bobot.
Latihan ini membantu menjaga kekuatan otot dan kepadatan tulang agar mereka tetap sehat saat kembali ke Bumi.
Selain tugas ilmiah dan penelitian, kehidupan astronot juga menghadapi tantangan psikologis.
Hidup dalam ruang terbatas selama berbulan-bulan, jauh dari keluarga dan lingkungan Bumi, bisa menjadi beban mental yang berat.
Untuk mengatasi hal ini, mereka melakukan berbagai kegiatan rekreasi seperti menonton film, membaca buku, atau berkomunikasi dengan keluarga melalui video call.
Tim psikolog dari Bumi juga secara rutin memantau kondisi mental mereka dan memberikan dukungan agar mereka tetap termotivasi.
Kehidupan astronot di luar angkasa penuh dengan tantangan, tetapi juga membawa banyak pengalaman berharga.
Mereka tidak hanya menjadi penjelajah antariksa tetapi juga ilmuwan yang berkontribusi dalam penelitian luar angkasa.
Dengan perkembangan teknologi, misi luar angkasa akan semakin berkembang, dan mungkin suatu hari nanti
lebih banyak manusia akan memiliki kesempatan untuk mengalami kehidupan di luar angkasa.
Kehidupan Sehari-hari di ISS

International Space Station (ISS) adalah stasiun luar angkasa yang menjadi tempat tinggal bagi para astronot dari berbagai negara.
Berada di orbit sekitar 400 kilometer di atas permukaan Bumi, kehidupan di ISS sangat berbeda dibandingkan di planet kita.
Para astronot harus beradaptasi dengan kondisi mikrogravitasi, di mana benda-benda dan bahkan tubuh mereka melayang karena tidak adanya gaya gravitasi yang kuat.
Meskipun menantang, kehidupan di ISS sangat menarik karena di sanalah para ilmuwan dapat melakukan berbagai eksperimen yang tidak bisa dilakukan di Bumi.
Sehari-hari, para astronot memiliki jadwal yang terstruktur. Mereka bangun mengikuti waktu GMT (Greenwich Mean Time)
dan memulai hari dengan sarapan serta perencanaan tugas bersama pusat kendali di Bumi.
Mereka melakukan berbagai eksperimen ilmiah, seperti meneliti bagaimana mikrogravitasi
memengaruhi tubuh manusia, menumbuhkan tanaman di luar angkasa, hingga menguji teknologi baru.
Selain itu, mereka juga bertanggung jawab untuk melakukan pemeliharaan ISS, seperti memperbaiki peralatan dan memastikan sistem pendukung kehidupan berjalan dengan baik.
Makanan di ISS berbeda dari yang ada di Bumi karena harus disesuaikan dengan kondisi luar angkasa.
Makanan dikemas dalam bentuk khusus, seperti dikeringkan atau dibuat dalam kemasan vakum agar tetap awet dan mudah dikonsumsi di lingkungan tanpa gravitasi.
Para astronot juga harus minum dengan menggunakan kantong khusus dengan sedotan agar cairan tidak melayang di udara.
Meskipun pilihan makanan terbatas, mereka tetap mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk menjaga kesehatan dan energi selama berada di luar angkasa.
Selain bekerja, para astronot dalam hidupnya juga memiliki waktu untuk berolahraga dan bersantai.
Olahraga menjadi bagian penting dari kehidupan di ISS karena tanpa gravitasi, otot dan tulang bisa melemah.
Oleh karena itu, mereka berolahraga sekitar dua jam setiap hari menggunakan alat khusus seperti treadmill dan sepeda statis yang dirancang untuk kondisi mikrogravitasi.
Di waktu luang, mereka bisa menonton film, membaca buku, atau berkomunikasi dengan keluarga di Bumi melalui email dan panggilan video.
Eksperimen yang Dilakukan di ISS

International Space Station (ISS) adalah laboratorium luar angkasa yang menjadi tempat berbagai eksperimen ilmiah
untuk memahami bagaimana lingkungan tanpa gravitasi mempengaruhi berbagai aspek kehidupan dan teknologi.
Sejak pertama kali dihuni pada tahun 2000, ISS telah menjadi pusat penelitian yang melibatkan ilmuwan dari berbagai negara.
Eksperimen yang dilakukan di ISS mencakup bidang kedokteran, biologi, fisika, serta pengembangan teknologi baru yang dapat digunakan dalam eksplorasi luar angkasa di masa depan.
Salah satu eksperimen utama di ISS adalah penelitian tentang efek mikrogravitasi terhadap tubuh manusia.
Astronaut yang tinggal di ISS mengalami kondisi tanpa bobot dalam waktu lama, yang dapat menyebabkan berkurangnya massa otot dan kepadatan tulang.
Oleh karena itu, eksperimen dilakukan untuk memahami cara tubuh manusia beradaptasi dan mencari solusi untuk mengurangi dampak negatifnya.
Hasil penelitian ini tentu sangat berguna bagi misi luar angkasa jangka panjang, seperti perjalanan ke Mars.
Selain itu, ISS juga menjadi tempat penelitian dalam bidang biologi dan pertanian luar angkasa. Eksperimen menumbuhkan tanaman di luar angkasa telah dilakukan
untuk mengetahui apakah tanaman dapat tumbuh tanpa gravitasi. Beberapa tanaman seperti selada dan gandum telah berhasil ditanam di ISS.
Penelitian ini penting untuk menemukan cara menyediakan makanan bagi astronaut dalam misi jangka panjang
dan juga memberikan wawasan baru tentang pertumbuhan tanaman di lingkungan ekstrem.
Di bidang fisika dan material, ISS memungkinkan ilmuwan untuk melakukan eksperimen yang tidak dapat dilakukan di Bumi.
Tanpa gravitasi, api berperilaku berbeda dari di Bumi, dan penelitian ini membantu mengembangkan
sistem pemadam kebakaran yang lebih efektif serta meningkatkan keselamatan dalam penerbangan luar angkasa.
Selain itu, eksperimen tentang fluida dan kristalisasi di luar angkasa telah digunakan untuk mengembangkan material baru dengan sifat yang lebih unggul.
Baca Juga: https://ruangbimbel.co.id/pluto-sebagai-planet-katai/